Pop
Musik pop (istilah yang awalnya berasal dari singkatan dari "populer")
adalah sebuah genre musik dari musik populer yang berasal dalam bentuk
modern pada 1950-an, yang berasal dari rock and roll.
Istilah musik populer dan musik pop sering digunakan secara bergantian,
meskipun yang pertama adalah deskripsi musik yang populer (dan dapat
termasuk gaya apapun) , sedangkan yang terakhir adalah genre tertentu
yang mengandung kualitas daya tarik massa. Sebagai genre, musik pop
sangat eklektik, sering meminjam elemen dari gaya-gaya lain termasuk
urban, dance, rock, latin dan country. Musik pop umumnya dianggap
sebagai sebuah genre yang komersial dicatat dan keinginan untuk memiliki
daya tarik audiens massa.
sumber: WIKIPEDIA
All Of Music ...
Anti Copas
Jumat, 07 November 2014
Pengertian Musik Jazz
Pengertian music jazz adalah salah satu ikon musik dan budaya budaya musik abad 20 yang lahir di Amerika Serikat dari proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan unsur musik Eropa. Jazz lahir dari suatu komunitas negro di New Orleans (selatan Amerika Serikat) terutama setelah berakhirnya perang saudara Amerika Serikat 1886. Kelahiran jazz banyak dikaitkan dengan proses perkembangan musik blues, ragtime, dan be bop yang selalu bersinggungan satu sama lain. Namun, berbeda dengan musik blues, musik jazz pada dasarnya adalah musik instrumental spontan.
Pengertian music jazz adalah salah satu ikon musik dan budaya budaya musik abad 20 yang lahir di Amerika Serikat dari proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan unsur musik Eropa. Jazz lahir dari suatu komunitas negro di New Orleans (selatan Amerika Serikat) terutama setelah berakhirnya perang saudara Amerika Serikat 1886. Kelahiran jazz banyak dikaitkan dengan proses perkembangan musik blues, ragtime, dan be bop yang selalu bersinggungan satu sama lain. Namun, berbeda dengan musik blues, musik jazz pada dasarnya adalah musik instrumental spontan.
Kreativitas spontan itu tampak pada permainan
improvisasi para pemainnya. Improvisasi adalah tanggapan langsung di tempat
atas situasi musikal. Karakteristik permainan improvisasi musik jazz tampak pada
pendekatan individual cara bermain para musisinya. Jazz sering dianggap sebagai perkembangan
lebih lanjut dari permainan piano yaitu dengan munculnya teknik sinkopasi.
Sinkopasi merupakan suatu teknik permainan yang menunda jatuhnya ketukan nada
dari suatu melodi atau lagu. Teknik sinkopasi kemudian diiringi ketukan irama
yang tetap sehingga membentuk kesan bertentangan yang dinamis.
Teknik sinkopasi yang berasal dari musik
ragtime bertemu dengan unsur blue note yang menjadi ciri khas musik blues.
Ketiga teknik permainan: improvisasi, sinkopasi, dan blue note membentuk
trilogi yang menjadi ciri khas utama musik jazz. Pada awalnya jazz hanyalah
aktivitas bermusik spontan dengan alat musik. Nyanyian kerja, spiritual, dan
blues menjadi bentuk awal musik jazz. Tema musik jazz diambil dari musik rakyat,
musik hiburan, atau ide spontan.
Melodi pokok jazz lalu dikembangkan dalam
permainan improvisasi yang disebut chorus, yaitu bagaimana permainan
improvisasi sepanjang 32 birama yang bertolak dari suatu progresi akor atau
harmoni. Dari improvisasi jazz ini berkembang gaya swing, semacam dorongan rasa
khas dalam musik jazz. Swing merupakan dorongan perasaan untuk memberi kesan
mengayun, menghentak, atau mendorong suatu perasaan ritmis dinamis yang membuat
musik jazz terasa ’jazy’ atau nge-jazz.
Perasaan swing ini berhubungan dengan gerak
dan tekanan hitungan ritme dalam musik jazz yang disebut detak atau hentakan.
Perasaan swing (mengayun) menjadi unsur keempat yang menjadi ciri khas musik
jazz (Syukur, 2005).
http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-musik-jazz.html
PENGERTIAN DANGDUT
Artikel Musik Dangdut
Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik Melayu, musik ini kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas dan berbeda dengan musik akarnya. Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut). Selain itu, iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Sejarah Musik Dangdut
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.
Perkembangan Musik Dangdut
Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya.Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India, sang pencipta Boneka dari India), Husein Bawafie (salah seorang penulis lagu Ratapan Anak Tiri), Munif Bahaswan (pencipta Beban Asmara), serta M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).
Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.
Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya. Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB)
http://dangdutx3w.blogspot.com/2011/10/pengertian-dangdut.html
Sabtu, 01 November 2014
SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK DI INDONESIA
Prasejarah
Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu ternyata perkembangan
musik Indonesia sudah ada, sehingga musik itu dikatakan telah melampaui
batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang barat, India sering
disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie
(Nedherland-Oost) yang maksudnya Indonesia.
Anggapan
semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di
Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu
penjajahan Belanda masih bercokol di bumi Indonesia.
Khasanah
seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu tinggi dan dapat
disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang berkembang.
A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)
Ternyata
prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain diselidiki
oleh para arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu
antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi
menemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai saat ini.
Menurut
Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der Musik 1
dari Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000
Sebelum Masehi di Asia Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide
(penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang
Negrito (mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia.
Mereka
membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama
di Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun
dimana putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut menyahut.
Mereka
memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang
ditiup bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di
CinaSheng dan di Kalimantan dengan nama Kledi. dengan nama
Alat
ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik
bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang
bambu dengan ukuran yang berbeda-beda di tanam di tanah. Tiupan angin
menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah (terdapat di
Bali sampai sekarang).
Alat
musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya. Telah
mengalami suatu proses perkembangan pada waktu kemudian. Seperti
xylofonAsia Tenggara dalam bentuk berbeda-beda: sebagai’tatung’ di
Annam, ‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di Birma,
‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah
diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar
diseluruh
2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)
Menurut
para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di
sekitar abad 4 Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina
SelatanAnnam. Menurut R. von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari
daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia ke Indonesia dan
berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan
pula oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para
penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa yang
sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada
jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah. bernama
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga kebudayaan musik.
Diperkirakan
bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di dekat
Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat dari perunggu,
sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak
hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara.
Maka
kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini
berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada
abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana
dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita tidak tahu apa-apa tentang
musik mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka berukuran besar, maka
musiknya berat.
Menurut
ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh
kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog
mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama
dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat
diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini.
tangga nada
Gong-gong
yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke IndonesiaJawa.
Rupa-rupanya mula-mula dipakai untuk upacara mendatangkan hujan secara
magig (mistik). ternyata ditemukan dalam penggalian di
Pengaruh
dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa di Indonesia
waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah suatu
perkembangan : benda-benda dari perunggu dan besi yang masuk
“kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada
perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa
waktu abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam,
terutama perunggu.
B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)
Suatu
‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal
besar-besar di teluk PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun
menjadi intensif (sebelumnya diperkirakan lalu lintas terjadi terutama
lewat daratan). Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah
Indonesia sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh
India di Indonesia dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan
politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari
dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha masuk kepulauan
IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya dan
kemudian di Jawa dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh
kebudayaan India mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8 Masehi
sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas yang sangat tinggi. Pada
masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari, arsitektur
dan seni rupa, pada waktu itu dibangunlah Candi Borobudur dan Candi
PrambananIndonesia dari masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi.
Mereka mendirikan pusatnya di pulau yang menjadi kebanggaan bangsa
Selain
tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk dan
rupanya diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi.
Menurut cerita tangga nada ini ditemukan oleh dewa Barata Endra atas
petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi dalam 5 interval
yang sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu demikian.
Malah dalam penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat
kuno dengan tangga nada yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan
interval sekon-sekon dan terts kecil), sama halnya dengan tangga nada
Perkembangan
musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa Sansekerta
Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam banyak bahasa di
Asia Tenggara. Pementasan dari fragmen-fragmen drama ini sangat
disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa dan
paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa. Selain
Pementasan tari berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang
nampaknya berasal dari jaman pra-Hindu.
Waktu
orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan bermacam-macam
alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik local maupun
alat musik yang diimpor dari India seperti gendamg, termasuk gendang
dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung,
alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah
calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu
dalam macam-macam ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal
bahwa alat musik mula-mula dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain
itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan sejumlah
besar kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang,
gong-gong, namun tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua alat musik
tersebut di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu selanjutnya.
Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu.
Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola
ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari
lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan
irama’. Sedangkan musik India termasuk musik solotis (vocal maupun
instrumental) meskipun dimainkan juga dalam ansambel sebagai iringan.
Namun aneka ragam alat musik di India tidak digabungkan dalam satu
orkes, untuk memberi kebebasan pada penyanyi dan pemain.
Bahwa
seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi, dapat
disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari
jaman itu serta dari naskah-naskah kuno yang rajin menyebut nama alat
musik dan sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu
perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam
musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk dan ukuran,
gambang ditambah sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan dalam
perkembangan jaman. Bahwa terjadilah suatu perkembangan musik gamelan
(sampai sekarang) membuktikan betapa tinggi musik ini hingga tidak ada
bandingnya di Negara lain di Asia Tenggara.
Pada
masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dengan
Kerajaan Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa (1037),
Setelah itu dilanjutkan oleh kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah
kekuasaan sampai Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya dengan
patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah Mada pada
tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan Majapahit dengan Pemerintahan
Hayam Wuruk. Seluruh kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam
wilayah Nusantara (itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau
Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke seluruh Nusantara.
Namun
itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan.
Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun umumnya
musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik yang kaya serta
melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada pentatonic tanpa
setengah nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada
akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang. Hanya
satu alat belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst belum
tentu semua alat dimainkan selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat
suatu ansambel dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di dalam
ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain
itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal
(di Jawa sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar
gedung untuk pesta dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa
terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias dan Flores
Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan ansambel macam ini juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan sesudah jaman Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389
– 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit.
Sementara itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam
yang berkuasa sampai Sumetera.
1511
Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522).
Sementara itu di Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun
alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara
bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut
‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di Sumatera, Kalimantan, Sulut dan
Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah
pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan gambus
{sejenis gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola,
akordeon, gendang, seruling, bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain:
alat musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi
musik Indonesia.
C. Jaman Modern / Masa Kini
Banyak
tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para musisi terdahulu masih
enak dan layak di perkembangan dunia musik modern yang semakin meningkat
telah merambah berbagai aspek kehidupan masyarakat serta
berkesinambungan dari generasi ke generasi sehingga telah menghasilkan
begitu banyak karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri
musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak bermunculannya
insan – insan musik yang mendatangkan angin segar bagi industri
tersebut. Seperti halnya dunia film, dunia musik juga mempunyai pasar
serta penggemar yang banyak dengan aliran musik yang di anutnya, maka
berlombalah grup grup musik, duo, maupun solo untuk meniru. Dengan
banyak bermunculannya pendatang baru di dunia musik, maka banyak pula
karya- karyaserya penghargaan – penghargaantentang musik yang sudah di
hasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ditingkatkan
dandikembangkan bakat generasi muda Indonesia di bidang musik, khususnya
mengenai sejarah, perkembangan serta pengetahuan tentang dunia musik
yang sifatnya universal tersebut. Selain itu mereka juga diharapkanmampu
untuk memperkenalkan karya – karyake kancah nasional maupun
internasional, sebagai hal yang patutdibanggakan, dikembangkan,
dipertahankan serta di lstarikankeberadaannya. Mengingat untuk
perkembangan dunia musik modern itu sendiri di Indonesia belum ada wadah
yang dapat memberi informasi yang akurat tentang segala hal tentang
dunia musik moderndi Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk mleakukan
pelestarian terhadap karya- karya serta penghargaan musik tersebut belum
benar – benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah yang
dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat
meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang musik modern yang
merupakan salah satu warisan khasanah budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring
dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis
musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik
negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari
perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik
Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian
menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi
Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang
pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur
musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering
disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri
khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat
musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan
melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang
merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat
pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
2. Musik Keroncong
Ciri
musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat
terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama.
Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang
diselingi dengan permainan alat musik.
3. Musik Dangdut
Ciri
khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat
musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan,
sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota
badannya.
4. Musik Perjuangan
Ciri
khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi
ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan
sejenisnya. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan
semarak.
5. Musik Populer (pop)
Musik
ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan
mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga
menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik
dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi
musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
PENUTUP
Musik
nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di nusantara, yang
menunjukkan ciri keindonesiaan. Musik memiliki fungsi sebagai sarana
atau media ritual, media hiburan media ekspresi diri, media komunikasi,
pengiring tari, dan sarana ekonomi. Ragam musik nusantara yang
berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik
dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Deikianlah
Modul yang sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat pembelajaran
di sekolah dan untuk para siswa-siswi yang mudah-mudahan dijadikan
sebagai satu inspirasi bagi kita semua untuk meningkatkan semangat kita
dalam belajar.
Apabila
ada kesalahan dan kekurangan baik isi dan pengungkapannya kami mohon
dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya, kritik dan saran juga kami
harapkan dari para penyimak dan pembaca agar kami bisa membuat yang jauh
lebih baik lagi dari sebelumnya.
sumber :http://gusmau.wordpress.com/2010/08/23/sejarah-musik-indonesia/
Rabu, 29 Oktober 2014
Asal Usul Gitar & Gitar Listrik
Gitar adalah suatu alat musik tradisional Spanyol sehingga dipercaya bahwa alat musik ini berasal dari spanyol.Tapi ada juga yang mengatakan bahwa sejarah gitar dimulai jauh sebelum Masehi yaitu pada jaman Babilonia.
Pada awalnya alat musik ini bentuknya kecil dan memiliki empat dawai yang masing - masing berpasangan.
Selama jaman Renaissance, alat musik gitar tidak populer dan tidak diminati masyarakat.
Namun setelah Alonso Mudarra mulai memperkenalkan alat musik ini melalui karya — karyanya maka dengan segera orang — orang mulai tertarik untuk mendengarkan dan memainkan gitar.
Dan pada saat itu gitar mulai populer dikalangan masyarakat.
Pada abad 17 atau periode Baroque dawai (string) gitar ditambahkan menjadi lima yang masing — masing dawai berpasangan, ini memungkinkan para pemain memainkan musik yang lebih kompleks dan luas.
Pada akhir abad 17 dua perubahan penting dibuat pada alat musik ini yaitu :
1.sebelumnya tiap — tiap dawai berpasangan ( ganda ) maka sekarang digantikan oleh dawai — dawai tunggal.
2.sebelumnya memiliki lima dawai maka sekarang ditambahkan menjadi 6 dawai tunggal yang sampai sekarang dipakai.
Pada periode klasik sekitar tahun 1750 — 1775 banyak melahirkan komposer — komposer gitar terkenal diantaranya Fernando Sor, Mauro Giuliani, Matteo Carcassi, D. Aguado dan Fernando Carulli.
Mereka menulis musik dan sering mengadakan konser — konser gitar di berbagai tempat.
Pada saat itu alat musik gitar sangat populer dan diminati banyak orang.
Selain itu ada juga Nicolo Paganini yang selain pemain biola terkenal juga pemain gitar yang karya — karyanya masih sering didengar sampai sekarang.
Pada akhir abad 19 instrumen gitar jatuh pamor dan banyak orang tidak mengenal alat musik ini, tapi kemudian di populerkan kembali oleh Francisco Tarrega yang adalah komposer besar gitar klasik.
Banyak Karya — karya musiknya sangat terkenal antara lain : Recuerdos de la Alhambra, Estudio Brillante, Capricho Arabe dan masih banyak lagi.
Ia juga banyak menulis dan menyusun suatu metoda untuk pengajaran gitar dan metoda pengajarannya ini menjadi standar pengajaran pada pelajaran gitar klasik sampai sekarang.
Ia juga banyak mengajar dan tidak sedikit dari muridnya yang menjadi komposer besar seperti dirinya diantaranya adalah Miguel Llobet.
Di samping komposer — komposer gitar ada juga seorang desainer gitar yang berjasa dalam perkembangan alat musik ini yaitu Luthier Antonio Torres.
Ia mencoba menambah ukuran gitar dan mencoba meningkatkan bunyi gitar agar lebih keras dan selaras.
Ia banyak menyempurnakan bentuk gitar, seperti dia membuat leher gitar lebih lebar dan lebih tipis dari pada bentuk gitar sebelumnya.
Ia juga membuat standar dawai gitar dengan ukuran panjang 65 cm yang sampai sekarang masih di pakai.
Dari hasil eksperimennya ini maka gitar yang dibuatnya ini merupakan standar gitar modern yang dipakai sampai sekarang.
Selain Torres sebelumnya juga ada seorang yang bernama stradivarius yang selain terkenal membuat biola juga mahir membuat gitar.
Pada
tahun 1946 dawai gitar yang sebelumnya terbuat dari Gut (tali yang
terbuat dari usus binatang) digantikan dengan dawai yang terbuat dari
nylon (string nylon).
Dengan memakai string nylon maka suara yang dihasilkan lebih besar dan lebih bagus.
Alat musik gitar terus berkembang sampai sekarang dan sudah menjadi instrumen dunia.
Jumlah para pemain, pengajar, komposer, dan pembuat gitar saat ini sangat banyak, sekolah — sekolah dan tempat kursus gitar juga mudah di jumpai disetiap tempat bahkan sekarang ada juga majalah — majalah yang khusus membahas tentang gitar.
Karena perkembangan ilmu dan teknologi begitu pesat, instrumen gitar tidak ketinggalan juga terkena imbasnya dan sekarang kita telah mengenal yang namanya Gitar Listrik (Electric Guitar).
Asal Usul Gitar Listrik
Sejarah gitar listrik bermula pada tahun 1930, ketika seorang yang bernama George Beauchamp mulai mencari cara untuk menambah volume gitar.
Diketahui jika suatu kawat di beri gaya medan magnet maka dapat menciptakan arus listrik.
Atas dasar pemikiran ini Ia meneliti dan mengadakan suatu percobaan dengan jarum Gramopon ( pada dasarnya teknologi ini bisa didapati pada motor — motor listrik, generator, jarum gramopon, radio dan mic ).
Ia percaya bahwa jika dawai gitar digetarkan dekat medan magnet akan bisa diubah menjadi arus —arus listrik dan kemudian dikonversi kembali menjadi gelombang suara melalui speaker.
Setelah percobaan berbulan — bulan dan bekerja sama dengan Paul Barth maka terciptalah pickup pertama yang sederhana terdiri dari 6 kutub dan tiap — tiap kutub untuk masing - masing dawai.
Pickup berisi kumparan yang digulung rapi. Menurut ceritanya, Ia mengambil kumparan itu dari mesin cuci dan melilitnya kembali dengan motor mesin jahit.
Penemuannya ini sangat dihargai dan mendapatkan hak paten.
Dengan penemuannya ini maka langkah selanjutnya Ia mencari orang yang mau bekerja sama dan membantunya dalam soal dana.
Ia menghubungi Adolph Rickenbacher temannya dulu di National String Instrument Company tempatnya bekerja.
Mereka bekerja sama dan membentuk sebuah perusahaan dengan nama Instrumens Rickenbachers.
Akhirnya Mereka mulai memproduksi gitar listrik pertama yang disebut “The Frying Pan” ( mungkin karena badan gitarnya terbuat dari panci ).
Ini yang membuat perusahaan mereka tertulis dalam sejarah sebagai pabrik yang pertama membuat dan memproduksi gitar listrik.
Selanjutnya seseorang yang bernama Lloyd Loar memperkenalkan gitar listrik yang modelnya berbentuk gitar Spanyol.
Ia dianggap yang pertama kali membuat dan memasarkan gitar model ini.
Ia telah banyak melakukan percobaan - percobaan ini mulai awal 1920 dan pada tahun 1933 mendirikan perusahaan dengan nama Vivi — Tone yang merupakan anak perusahaan dari Gibson Company.
Perusahaan ini memproduksi gitar listrik dengan bentuk gitar spanyol tapi dalam satu tahun perusahaan ini tidak berhasil.
Dari kegagalan ini, akhirnya mengilhami Gibson Company untuk mencoba melanjutkan menciptakan gitar listrik.
Dari usaha — usaha yang dilakukan maka terciptalah gitar listrik ES—150 yang nantinya menjadi perintis gitar — gitar listrik selanjutnya.
Sejarah gitar listrik berlanjut pada tahun 1933 pada saat Alvino Rey yang juga bekerja pada Gibson Company mengembangkan Pickup gitar listrik yang lebih baik selain kualitas suara bentuknya juga diubah.
Di balik Kesuksesan ES-150 masih didapati banyak kekurangan, karena badan gitar yang berongga maka getaran dari badan gitar juga ditangkap pickup sehingga ikut terdengar pada amplifier.
Selain itu sering terjadi feedback dan suara —suara yang tak diinginkan.
Karena itu seorang gitaris jazz terkenal Les Paul memperkenalkan solusi baru untuk membuat badan gitar padat dan tak berongga.
Pada akhirnya Ia sukses membuat gitar badan padat dan menghasilkan suara yang bagus tanpa feedback atau suara — suara yang tidak dikehendaki.
Selain itu Ia menambahkan pickup pada badan gitarnya menjadi dua.
Pada tahun 1946 Ia membawa gitarnya ini ke Gibson tetapi ditolak dengan alasan konsumen kurang tertarik dengan gitar badan padat. Ia merasa kecewa karena usaha yang Ia rintis akhirnya gagal.
Tidak lama kemudian seorang yang bernama Leo Fender percaya bahwa gitar yang dibuat oleh Les paul dengan gitar badan padatnya akan banyak diminati oleh para konsumen. Akhirnya pada tahun 1943 Ia membuat gitar badan padat yang terbuat dari kayu pohon Ek dan menyewakannya kepada para musisi agar mendapat banyak dukungan. Akhirnya pada tahun 1949 Leo Fender mendapatkan kesuksesannya dengan model gitar badan padatnya dan mendapatkan penghargaan.
Melihat kesuksesan Leo Fender dengan gitar badan padatnya maka Gibson Company Akhirnya kembali melihat contoh gitar Les Paul dan mendisainnya ulang.
Pada tahun 1952 diputuskan untuk memproduksi gitar badan padat dan menjadi suatu standar industri.
Walaupun inspirasinya datang dari Les Paul gitar Gibson yang sekarang kita kenal dinamai menurut nama perusahaannya.
Pada tahun 1961 Ted McCarty memperkenalkan ES-335 suatu gitar semi-hollow yaitu gabungan antara gitar berongga dan gitar badan padat.
Dengan cepat gitar ini menjadi populer digunakan para gitaris — gitaris jazz diantaranya adalah BB King dan Chuck Berry.
Gibson dan Fender adalah perusahaan pembuat gitar yang telah berjasa mengembangkan instrumen ini khususnya gitar listrik dengan disain — disain yang futuristik.
Keduanya sudah menjadi standar gitar bagi para musisi, seperti sekarang kita mengenal Gibson SG atau Fender Stratocaster.
Setelah kedua perusahaan tersebut telah berhasil mengembangkan gitar listrik, maka mulailah banyak bermunculan perusahaan — perusahaan lain yang memproduksi gitar listrik sampai sekarang.
http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2010/10/asal-usul-gitar-gitar-listrik.html
Langganan:
Postingan (Atom)